Capsula Mundi : Teknologi Baru Bagi Pemakaman yang Ramah Lingkungan

Bentuk pemakaman yang ada  pada saat ini pada umumnya berupa area dengan batu nisan sebagai penanda dan adanya bangunan pelengkap disekitarnya. Pemakaman umum  konvensional semacam itu dianggap masih mengurangi luas dari daerah resapan air, untuk itu perlu terobosan baru teknologi pemakaman yang ramah lingkungan seperti berikut ini  

Italia saat ini sedang mengembangkan sebuah teknologi terbaru untuk merubah wilayah pemakaman menjadi wilayah pemakaman hijau yang diberi nama green cemetry capsula mundi.

Capsula mundi ini merupakan peti mati yang berbentuk kapsul dimana nanti kapsul tersebut “ditanam” di dalam tanah sama seperti peti mati biasanya, namun setelah itu tepat diatas kapsul tersebut ditanami pohon, sehingga nanti ketika pohon tersebut tumbuh, akar pohon tersebut akan menembus kapsul tersebut dan mengambil nutrisi dari jasad manusia yang telah mati di dalamnya.

Jasad tubuh manusia di dalam kapsul tersebut diposisikan seperti janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung, atau lebih tepatnya bisa dilihat pada gambar berikut ini :

 

Tentu saja dari posisi jasad seperti di atas, tidak akan memakan banyak tempat  dan bahan dasar dari kapsul tersebut terbuat dari starch plastic.Posisi jenazah yang didudukkan tersebut seperti yang ditemukan di makam kuno "Waruga" di Minahasa Utara-Indonesia.

Sedikit penjelasan tentang starch plastic,
starch plastic merupakan plastik yang terbuat dari bahan-bahan biomassa, seperti lemak dan minyak dari sayuran, tepung jagung, tepung kanji, Jadi sudah pasti dijamin kapsul ini ramah lingkungan dibanding dengan peti mati yang biasa digunakan untuk pemakaman yang terbuat dari kayu yang tentu saja harus menebang pohon terlebih dahulu untuk mendapat kayunya, setelah kayu didapatkan kemudian kayu tersebut akan dilapisi dengan timah agar jadi lebih kuat.

 

Pertama-tama, dibuat dulu kapsulnya (peti mati), setelah itu diisi dengan jasad orang yang telah meninggal, nah jasad tersebut diposisikan seperti yang telah dijelaskan diatas tadi, lalu kapsul yang udah diisi jasad manusia itu dikubur di tanah, setelah kapsul dikubur, tepat di atas kapsul tersebut ditanam pohon yang nantinya akar pohon tersebut akan menembus kapsul dan menyerap nutrisi dari jasad orang tersebut seperti gambar di atas, kemudian jadilah pemakaman berbentuk pohon.

 

Bisa dibilang juga pohon itu merupakan bentuk kehidupan baru yang lahir dari jasad orang yang telah meninggal tersebut, ibaratnya seperti “reinkarnasi” tetapi dalam bentuk pohon.

 
Pada akhirnya, bentuk pemakaman akan seperti berikut ini :

Jadilah bentuk akhirnya berupa pemakaman pohon atau pemakaman hutan.
Tentunya kita bisa merasakan orang yang sudah meninggal tersebut terasa seperti masih ada, hanya memang dalam bentuk pohon. Nah jasad orang tersebut masih bisa bermanfaat bagi lingkungan, walaupun orang tersebut sudah meninggal.  sumber : kaskus

Perbandingan model jasad duduk di makam kuno " Waruga" Minahasa Utara dan model Capsula Mundi Italia

 
Taman Makam purbakala/kuno "Waruga"Sawangan di Minahasa Utara,Indonesia

Dibandingkan pemakaman kuno Waruga, konsep modern makam Capsula Mundi dimasa mendatang tidak menunjukkan adanya bekas pemakaman karena berbentuk hutan tanaman kayu yang mampu menyimpan air hujan cukup lama dibawah tanah dan jasad tertanam di dalam tanah sehingga menghindari penularan penyakit.

"Waruga" adalah makam yang terbuat dari batu dan terdiri 2 bagian yaitu bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengah nya ada ruang kosong tempat meletakan mayat.Total Waruga yang tersebar di minahasa sekitar ±2000 kuburan, akan tetapi yang berada di Waruga Sawangan sekitar 144 waruga.

Jasad dimasukan di dalam ruang batu dalam posisi duduk atau jongkok, tumit kaki menempel pada pantat dan kepala mencium lutut seperti saat mereka dalam kandungan ibu nya

Posisi jasad saat dimasukan ke dalam Waruga

Pada tahun 1860 Pemerintahan Belanda melarang penguburan menggunakan waruga ini karena waktu itu banyak yang terjangkit berbagai penyakit seperti kolera, tipus dll, di khawatirkan sang mayat ini menularkan penyakit melalui celah yang terdapat antara badan waruga dan cungkup waruga. Dan akhirnya mulailah penguburan mengunakan peti mati dan di masukan kedalam tanah.

 
 Ukuran ruang Waruga yang pecah nampak pas dengan ukuran turis yang jongkok saat ini  - cumilebay.com